Jangan Sering Main Medsos

Percaya gak sih kalian kalau sekarang ini media sosial itu ibarat candu yang tak bisa dilepaskan oleh manusia yang menggunakannya. Kalau saya sih iya karena saya sendiri mungkin sedang dalam fase sedikit kecanduan dengan media sosial. Ketika seharian melakukan pekerjaan kantor, lalu sore hari tersadar belum buka TikTok seharian maka terasa ada yang hilang dalam diri ini. Akhirnya saya pun membuka TikTok sebagai sarana refreshing setelah seharian bekerja.

Pun begitu juga kalau saya di rumah, sepertinya ketika menganggur sedang tidak melakukan pekerjaan rumah apapun, maka scroll media sosial menjadi hal wajib. Padahal hal tersebut membuang-buang waktu saja. Sesekali bolehlah bermain medsos, namun jika sampai 2 jam tanpa jeda, apakah hal tersebut berfaedah.

Belum lagi sekarang ini banyak trend di media sosial terutama TikTok yang dengan mudah muncul di beranda kita. Trend di TikTok yang sering muncul di timelime saya sejak tahun 2022 lalu, sebut saja:

  • Isu perselingkuhan
  • Isu Perceraian
  • Profesi purel sebagai perebut laki-laki yang sudah beristri\
  • Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja di bawah umur.
  • dan masih banyak lagi isu negatif lainnya.

Miris sekali ketika melihat media sosialĀ dengan mudahnya memberi informasi kepada jutaan pengguna medsos di dunia akan peristiwa tertentu. Kalau kita sebagai pengguna yang bijak tentu dengan mudah melakukan filter atas konten tersebut. Lalu bagaimana jika pengguna media sosial tersebut merupakan remaja yang masih dibawah umur. Mereka (para remaja) tersebut bisa saja menganggap melakukan bullying terhadap teman sekolah merupakan hal yang wajar dilakukan.

Media sosial merupakan alat untuk menyebarkan informasi dan saling terhubung antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. Media sosial banyak memiliki manfaat, misalnya saja:

  • Menghubungkan sekumpulan orang yang memiliki hobi yang sama
  • Membantu dalam mendapatkan pekerjaan
  • Menjalin pertemanan dan membentuk jejaring sosial
  • Mempertemukan teman lama ataupun kerabat jauh yang sudah tidak ada kabarnya
  • dan masih banyak manfaat positif lainnya

Namun manfaat positif biasanya akan dibarengi dengan sisi negatif dari penggunaan media sosial, sebut saja:

  • Berisiko mendukung terjadinya penipuan dan tindak kejahatan lainnya apabila pengguna media sosial tidak bijak dalam menggunakan
  • Berisiko konten yang ditayangkan akan ditiru oleh sebagian masyarakat yang tidak paham aturan dalam bermain media sosial. Terlebih bagi anak di bawah umur cenderung akan menelan mentah-mentah informasi yang mereka dapatkan di media sosial.

Jarang sering main medsos merupakan jalan terbaik bagi diri kita untuk melakukan filter mandiri akan tidak terdistraksi dengan segala konten yang mungkn bersifat negatif. Mungkin saja bagi orang lain konten tersebut bersifat edukatif, namun bagi kita konten tersebut justru membawa pengaruh buruk misalnya.

Sebagai contoh kita memiliki keluarga harmonis selama puluhan tahun, hidup dengan pasangan yang halal dengan perekonomian keluarga yang sederhana. Suatu ketika di media sosial banyak terpampang isu perceraian yang disebabkan kemampuan istri dalam menghasilkan uang. Sementara dalam konten tersebut, si suami bukanlah seorang laki-laki yang mampu menghasilkan nafkah banyak.

Jika kalian kebetulan seorang istri yang melihat konten di media sosial tersebut, dan kebetulan juga seorang wanita karir yang menopang perekonomian keluarga, bisa saja terbersit rasa kecewa pada pasangan (dalam hal ini suami). Padahal sebelumnya kehidupan kalian bahagia tanpa terusik dengan pendapatan salah satu pihak. Di sinilah peran media sosial sangat berpengaruh dalam memengaruhi pola pikir seseorang.

Daripada terdistraksi, lebih baik menghindari dengan konten yang provokatif bukan.

Semoga bermanfaat.

1 thought on “Jangan Sering Main Medsos”

  1. Setuju. Medsos bisa kayak pisau bermata dua. Di satu sisi ada positifnya, di sisi lainnya ada negatifnya. Jadi sebagai pengguna medsos, kita juga mesti saring informasi yang bermanfaat dan yang tidak.

    Reply

Leave a Comment