
Berbicara mengenai kuesioner penelitian, rasanya kenangan kuliah beberapa tahun silam muncul kembali. Ketika itu saya masih sama sekali tidak tahu apa itu kuesioner penelitian dan bagaimana cara membuatnya. Jika zaman sekarang dimana teknologi makin canggih, tentu saja pembuatan kuesioner menjadi lebih mudah dibanding ketika belum ada sistem komputerisasi.
Sebelum melangkah pada pembahasan berikutnya, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kuesioner penelitian itu. Kuesioner penelitian adalah bagian dari instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi dari para responden.
Biasanya jumlah responden yang diminta untuk menjawab kuesioner jumlahnya beragam. Jika dulu ketika saya masih berkuliah, maksimal jumlah responden berada di angka 100, namun mungkin sekarang jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari peneliti tersebut.
Kuesioner penelitan biasanya digunakan untuk mengumpulkan data tentang berbagai hal, seperti pendapat, sikap, pengalaman, perilaku, atau karakteristik demografi dari responden yang mengisi lembar tersebut.
Tujuan Pembuatan Kuesioner Bagi Para Mahasiswa
Tentu saja ketika dosen memberi tugas mahasiswanya untuk melakukan penelitian, maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah membuat kuesioner terlebih dahulu. Kuesioner dibuat dengan berbagai tujuan, antara lain:
1. Mengumpulkan data secara kuantitatif maupun kualitatif
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara numerik (kuantitatif) maupun data yang bersifat deskriptif (kualitatif). Dengan data inilah maka seorang peneliti dapat mengidentifikasi masalah sehingga bisa melakukan analisis pada penelitiannya tersebut.
2. Memperoleh informasi dari responden dalam jumlah besar
Kuesioner memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari banyak responden sekaligus, sehingga lebih efisien dan menghemat waktu. Saat ini teknologi sudah makin berkembang sehingga peneliti tidak perlu mendatangi satu-satu responden yang akan menjadi subjek penelitian.
Selain itu juga kuesioner penelitian berfungsi untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat terhadap permasalahan yang hendak diteliti. Kuesioner dapat membantu peneliti mendapatkan informasi yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Mengidentifikasi tren atau pola
Data yang terkumpul dari kuesioner dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren atau pola tertentu dalam populasi yang diteliti. Di samping itu pula, kuesioner dapat digunakan untuk menguji hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan oleh peneliti.
Pada jenjang pendidikan yang penah saya tempuh terdapat beberapa jenis kuesioner yang umum digunakan dalam penelitian, antara lain:
- Kuesioner terbuka dimana jenis kuesioner ini memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban secara bebas.
- Kuesioner tertutup, dimana menyediakan pilihan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu jawaban yang sesuai.
- Kuesioner kombinasi dimana jenis ini menggabungkan pertanyaan terbuka dan tertutup dalam satu kuesioner.
Hindari Hal Berikut Jika Membuat Kuesioner
Jika Anda adalah mahasiswa atau peneliti yang mungkin masih awam membuat kuesioner, mungkin bisa bertanya kepada dosen pembimbing atau teman yang sudah berpengalaman. Selain itu juga ada banyak literatur yang memberikan penjelasan mengenai bagaimana membuat kuesioner yang mudah namun tetap dipahami oleh responden.
Sebisa mungkin ketika membuat kuesioner, hindari beberapa hal berikut:
1. Memberikan Pertanyaan yang Ambigu atau Sulit Dimengerti
Pastikan pertanyaan yang Anda susun di kuesioner jelas dan mudah dipahami oleh responden. Hindari penggunaan istilah atau gaya bahasa yang terlalu rumit sehingga responden tidak bisa menjawabnya.
Tentu saja jika responden tidak bisa menjawab kuesioner yang Anda ajukan, maka penelitian akan terhambat dan bisa saja tidak selesai sesuai jadwal.
2. Hindari Pertanyaan Ganda di Dalam Kuesioner
Sebagai peneliti jangan pernah membuat pertanyaan yang menggabungkan dua atau lebih isu sekaligus. Hal ini dikarenakan dapat membingungkan responden dan membuat jawaban mereka sulit diinterpretasikan.
Selain itu juga kuesioner jangan berisi pertanyaan yang secara implisit menyiratkan jawaban yang seolah benar atau menjadi jawaban yang diharapkan oleh Anda sebagai peneliti. Pertanyaan semacam ini dapat memengaruhi jawaban responden dan mengurangi validitas data.
3. Pertanyaan yang Bias
Pastikan pertanyaan yang Anda ajukan di dalam kuesioner bersifat netral dan tidak memihak pada sudut pandang tertentu. Hindari penggunaan kata-kata yang emosional atau penilaian yang dapat memengaruhi persepsi responden.
Selain itu juga pertanyaan yang terlalu panjang atau rumit dapat membuat responden merasa lelah atau bingung, sehingga dapat mengurangi tingkat respons dan kualitas jawaban. Biarkan responden dengan leluasa mengisi jawaban kuesioner sesuai apa yang mereka rasakan.
4. Tidak Melakuakn Uji Coba Kuesioner
Sebelum menyebarkan kuesioner secara luas kepada banyak responden, lakukanlah uji coba terlebih dahulu kepada sekelompok kecil responden. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi masalah atau kebingungan dalam pertanyaan.
Jangan lupa untuk memberikan informasi yang cukup tentang tujuan penelitian, perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner, dan jaminan kerahasiaan data responden. Sebab mungkin saja tidak semua orang yang memenuhi kriteria menjadi responden penelitian berkenan untuk mengisi kuesioner dari Anda.
Pastikan juga kuesioner yang Anda susun sudah mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian, sepertiĀ persetujuan responden dan anonimitas data jika memang diperlukan.
Penutup
Kuesioner penelitian merupakan salah satu aspek penting ketika Anda sedang menempuh pendidikan diĀ jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu ketika membuat kuesioner penelitian, Anda harus mematuhi kaidah-kaidah yang ada.
Dengan menghindari kesalahan dalam pembuatan kuesioner, maka Anda dapat meningkatkan kualitas kuesioner penelitian dan mendapatkan data yang lebih valid dan reliabel.
Semoga bermanfaat.